Senin, 07 November 2011

Patembayan adalah sistem hubungan masyarakat yang justru berdasarkan motif ekonomi.
Ialah suatu bentuk kehidupan bersama, dimana tiap-tiap anggotanya bersatu karena pengakuannya sama terhadap nilai-nilai hidup tertentu. Umumnya suatu masyarakat menpunyai dua sifat yaitu masyarakat Paguyuban (Gemeinscharft) dan Petembayan (Gesellscharft); Masyarakat paguyuban itu terjadi karena hubungan pribadi antar anggota-anggotanya yang menimbulkan ikatan batin antar mereka, misalnya keluarga, perkumpulan agama, dll. Sedangkan masyarakat petembayan terjadi karena antara anggota-anggotanya terdapat hubungan pamrih, hubungan yang terutama ditujukan untuk memperoleh keuntungan kebendaan, misalnya perkumpulan dagang, PT, CV, koperasi, dll. Kedua sifat-sifat ini dimiliki oleh setiap masyarakat, mana yang lebih signifikan tergantung dari kasusnya dalam melaksanakan hidup dan kehidupan.

1. Kelompok Primer ( primary group )
Yaitu pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara adat, baik berdasarkan ikatan kedaerahan maupun hubungan darah. Contoh marga di Sumatera, trah di jawa dan suku di Papua
Dalam kelompok primer terdapat interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat diantara mereka dari pada kelompok sekunder. Dalam kelompok primer terjadi hubungan yang face to face group, yaitu kelompok sosial yang anggotanya sering berhadapan muka antara astu dengan yang lainnya dan saling mengenal dari dekat, sehingga saling berhubungan lebih erat.
Peranan kelompok primer dalam kehidupan individu besar sekali karena karena di dalam kelompok inilah individu berkembang dan dididik sebagai mahluk sosial. Di dalam kelompok inilah individu mengembangkan sifat-sifat sosial seperti mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerjasama dengan individu lain,dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompoknya.
Contoh kelompok primer adalah, keluarga, rukun tetangga,kelompok kawan sepermainan, kelompok belajar dsb. Sifat interaksi dalam kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.

2. Kelompok Sekunder ( secoundary group )
Yaitu pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara sistematis untuk tujuan-tujuan tertentu.. Kelompok sekunder tersebut biasa dinamakan perkumpulan atau asosiasi.
Contoh kelompok sekunder antara lain; Koperasi, Perseroan Terbatas / PT, Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ),Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ? PSSI


In group ialah setiap individu mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok sosialnya sedangkan outgroup ialah individu yang menganggapsuatu kelompok menjadi lawan dari in groupnya. Sikap sebagai out group di tandai dengan suatu kelainan yang berwujud antogonisme.
Munculnya perasaan in group dan out group itu dapat menyebabkan paham etnosentrisme . etnosentrisme adalah suatu paham yan menganggap kebudayaanya lebih tinggi dari kebudayaan lain. Bik in group ataupun out group dapat kita jumpai di semua masyarakat walaupun kepentinganya tidak sama.
Out Group dan in group feeling
  • In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas, obediance, dll.
  • Out group : Out side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan kelompok. Out group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga muncul gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, EGP, dan sebagainya.
  • Charles H. Colley
    Kelompok soial primer : ditandai adanya hubungan individual yang bersifat personal, mendalam dan intensif, tidak memperhitungkan masalah keuntungan finansial. Misalnya keluarga, paguyuban, peer group, RT dan sebagainya.
    Apa peranan dan fungsi kelompok sosial primer?
    • membentuk frame of personality
    • Mengembangkan kecakapan sosial dasar, kultural dan spiritual / religiusitas
    • Mentatalaksanakan kehidupan emosional, spiritual
    • Membentuk nilai nilai dasar human pilantropis.
Kelompok sosial sekunderSuatu in-group adalah suatu unit sosial perorangan kepunyaan, saling berhubungan dengan, dan berbagi suatu [perasaan/pengertian] we-ness” dengan. Suatu golongan luar, pada sisi lain, adalah suatu unit sosial atau kelompok orang yang perorangan [bukan/tidak] kepunyaan maupun mengidentifikasi dengan. Konstruksi Dan Pemeliharaan batasan-batasan ( phisik atau simbolis) adalah jalan yang utama dengan mana menggolongkan menetapkan apa maknanya untuk;menjadi “ di (dalam)” dan, sebagai pembanding, apa maknanya untuk;menjadi “ ke luar.” Basis in-group identitas, kemudian, secara sosial dibangun melalui/sampai penanda simbolis ( batasan-batasan) seperti naratif, syahadat, upacara agama, dan praktek sosial. Lebih dari itu, sarjana sosiologi memandang . seperti (itu) batasan-batasan sepanjang suatu rangkaian dapat menyerap air atau gas ( terbuka) dan sifat tak tembus ( yang tertutup), pengaruh yang (mana)  menggolongkan pintu masuk anggota dan proses jalan keluar. In-Group Identitas, dengan kata lain, selalu suatu prestasi berkelanjutan di mana batasan kelompok secara bersama dihasilkan, dinyatakan, dirawat, dan dipekerjakan untuk menandai perbedaan antar[a] orang dalam dan orang luar( Hadden& [Kalau-Kalau/ agar tidak] 1978). Di (dalam) studi [yang] klasik nya folkways, William Graham Sumner ( 1906) yang dilafalkan barang kelontong yang kronis in-groups dan out-groups dan hubungan yang cara dialektika antar[a] [mereka/nya]. Sumner menekankan hal timbal balik yang negatif antar[a] in-groups dan out-groups, terutama dalam konteks konflik (di) atas sumber daya langka. Di (dalam) suatu lingkungan kelangkaan, Sumner membantah, individu harus membentuk kelompok untuk bersaing dengan lain
  • Pengertian : Himpunan mamnusia yang terangkum dalam suatu wadah formal berdasarkan kepentingan dan motivasi pribadi masing – masing individu
  • Kelompok sosial sekunder ini terbentuk karena adanya kesadaran dalam diri individu bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus dikerjakan bersama orang lain
  • Peranan dan fungsi : Sebagai “alat” mencapai tjuan ( bersama maupun individual ), aktualisasi ide / gagasan, implementasi aktualisasi diri, hasrat sosial, kooperasi, kompetisi, dll
·         is
·         Perubahan dalam pembagian kerja kerja memiliki implikasi yang sangat besar bagi struktur masyarakat. Durkheim sangan tertarik dengan perubahan cara di mana solidaritas sosial terbentuk, dengan kata lain, perubahan cara-cara masyarakat bertahan dan bagaimana anggotanya melihat diri mereka sebagai suatu bagian yang utuh. Indikator pokok yang penting solidaritas yaitu:
·         1. Ruang lingkup dan kerasnya hubungan yang bersifat represif atau menekan.
·         2. Hukum itu didefinisikan bahwa penyimpangan dianggap sesuatu yang jahat dan mengancam kesadaran kolektif.
·         3. Memiliki aturan sosial atau kesepakatan bersama.
·         Untuk menjelaskannya, Durkheim membagi dua tipe solidaritas yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis. Solidaritas mekanis didasarkan pada suatu tingkatan homogenitas tinggi dalam kepercayaan, sentimen, pekerjaan, dan lain-lain. Masyarakat yang ditandai oleh solidaritas mekanis menjadi satu dan padu karena orang adalah generalis. Ikatan dalam masyarakat seperti ini terjadi karena mereka terlibat dalam aktifitas yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama.
·         Solidaritas organis muncul karena pembagian kerja bertambah banyak, pertambahan pembagian kerja menimbulkan tingkat ketergantungan, sehingga hal itu akan sejalan dengan bertambahnya spesialisasi di bidang pekerjaan kemudian bertambahnya spesialisasi menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan individu. Masyarakat yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru dengan perbedaan yang ada di dalamnya, karena adanya rasa ketergantungan antara satu dengan yang lain. Dengan fakta bahwa semua orang memiliki pekerjaan dan tangung jawab yang berbeda-beda.
·         Karena masyarakat modern relatif memperlihatkan lapangan pekerjaan yang sempit, maka mereka membutuhkan banyak orang untuk bertahan. Keluarga primitif (masyarakat yang sederhana) dikepalai oleh ayah sebagai pemburu dan ibu sebagai peramu tumbuhan yang secara praktis mencukupi kebutuhannya, sementara keluarga modern membutuhkan penjual makanan, tukang roti, tukang daging, montir, guru, polisi, dan lain sebagainya. Masyarakat tersebut pada gilirannya, membutuhkan bermacam-macam jasa dari orang lain agar dapat bertahan hidup di dunia modern. Dalam pandangan Durkheim, masyarakat modern dipertahankan bersama oleh spesialisasi orang dan kebutuhan mereka akan jasa sekian banyak orang. Spesialisasi ini bukan hanya pada tingkat individu saja, akan tetapi juga kelompok, struktur, dan institusi.
·         Durkheim berpendapat bahwa masyarakat primitif memiliki kesadaran kolektif yang lebih kuat, yaitu pemahan, norma dan kepercayaan bersama. Peningkatan pembagian kerja menyebabkan menyusutnya kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif kurang signifikan dalam masyarakat yang ditopang oleh solidaritas organis daripada masyarakat yang ditopang oleh solidaritas mekanis.  Masyarakat modern lebih mungkin bertahan bersama dengan pembagian kerja dan membutuhkan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh orang lain daripada bertahan dengan kesadaran kolektif bersama dan kuat. Oleh karena itu, meskipun masyarakat organis memiliki kesadaran kolektif, namun masyarakat tersebut adalah bentuk yang lemah yang tidak memungkinkan terjadinya perbedaan individual.
·         Di dalam masyarakat yang dibentuk oleh solidaritas mekanis, kesadaran kolekrif melingkupi seluruh masyarakat anggotanya, dia sangat diyakini, sangat rigid, dan isinya sangat bersifat religius. Sementara dalam masyarakat yang memilki solidaritas organis, kesadaran kolektifnya dibatasi pada sebagian kelompok, tidak dirasakan terlalu mengikat, kurang rigid dan isinya adalah kepentingan individu yang lebih tinggi daripada pedoman moral.
·         Ada beberapa contoh dalam masyarakat tentang solidaritas mekanis dan organis. Yaitu pada masyarakat yang memiliki pola pembagian kerja yang sedikit, seperti pada masyarakat desa. Masyarakat desa memiliki homogenitas pekerjaan yang tinggi misalnya sebagai petani. Dengan kesamaan yang dimiliki oleh masyarakat desa, dengan kesamaan itu membuat kesadaran kolektif antara individu di dalam masyarakat itu sangat tinggi. Masyarakat desa juga homogenitas dalam kepercayaan sangat tinggi, dibandingkan masyarakat kota. Kesamaan-kesamaan itulah yang mepersatukan masyarakat desa.
·         Sebaliknya, perhatikan perusahaan dagang. Apa yang mempersatukan organisasi seperti itu? Kemungkinan besar, motivasi-motivasi anggotanya adalah keinginan mereka akan imbalan ekonomi yang akan diterima atas partisipasinya, dan di dalam organisasi dagang masing-masing anggotanya akan merasa tergantung satu dengan yang lain. Misalnya dalam suatu pabrik, ada kecenderungan orang berada di mesin teknisi, pengawas, penjual, orang yang memegang pembukuan, sekretaris, dan seterusnya. Dengan semua kegiatan berspesialisasi mereka berhubungan dan saling tergantung sedemikian rupa, sehingga sistem tersebut membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi didasarkan pada saling ketergantungan.
·         Hipotesa
·         Bahwa solidaritas mekanis dibentuk oleh masyarkat yang masih memiliki kesadaran kolektif yang sangat tinggi, kepercayaan yang sama, cita-cita dan komitmen moral. Masyarkat yang menggunakan solidaritas mekanis, mereka melakukan aktifitas yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama.
·         Sebaliknya, solidaritas organis dibentuk karena semakin banyak dan beragamnya pembagian kerja. Sehingga pembagian kerja tersebut membuat spesialisasi pekerjaan di dalam masyarakat yang menyebabkan kesadaran kolektif menjadi menurun. Semua kegiatan berspesialisasi mereka berhubungan dan saling tergantung satu sama lain, sehingga sistem tersebut membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi didasarkan pada saling ketergantungan
Emile Durkheim (1859-1917), Profesor Sosiologi Pertama dari Universitas Paris, mengambil pendekatan kolektivitis terhadap pemahaman mengenai masyarakat yang melibatkan berbagai bentuk solidaritas.

Solidaritas dalam berbagai lapisan masyarakat bekerja seperti "perekat sosial", dalam hal ini dapat berupa, nilai, adat istiadat dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota masyarakat dalam ikatan kolektif.

Ada bentuk yang disebut solidaritas mekanis, dimana individu yang diikat dalam suatu bentuk solidaritas memiliki "kesadaran kolektif" yang sama dan kuat. Karena itu individualitas tidak berkembang karena dilumpuhkan dengan tekanan besar untuk menerima konformitas. Contoh masyarakat yang memiliki solidaritas ini adalah masyarakat pra-industri dan masyarakat pedesaan.

Sementara itu ketika masyarakat semakin kompleks melalui pembagian kerja, solidaritas mekanik runtuh digantikan dengan solidaritas organik. Ketika terjadi pembagian kerja maka akan timbul spesialisasi yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan antar individu. Hal ini juga menggairahkan individu untuk meningkatkan kemampuannya secara individual sehingga "kesadaran koletif" semakin redup kekuatannya. Dan solidaritas ini ada pada masyarakat Industri.

Jumat, 04 November 2011

gemeinschaft


Gemeinschaft (paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai didalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga dsb.
Cirri-ciri pokok paguyuban (gemeinschaft)
  1. Intimate, yaitu hubungan yang menyeluruh
  2. Private, hubungan yang bersifat pribadi yaitu khusus untuk beberapa orang saja
  3. Exclusive, hubungan itu hanya untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain diluar “kita”
Ferdinand Tonies mengemukakan dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu diantara tiga tipe gemeinschaft dibawah ini :
  1. Gemeinschaft of blood, yaitu Gemeinschaft yang merupakan ikatan didasarkan pada hubungan darah atau keturunan
Misalnya: keluarga, kelompok kekerabatan, dsb
  1. Gemeinschaft of place, yaitu suatu Gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolong menolong
Misalnya: Rukun tetangga (RT),Rukun warga (RW),kelompok arisan dsb
  1. Gemeinschaft of mind, yaitu suatu Gemeinschaft yang terdiri dari orang-orang yang meskipun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena adanya ideology yang sama
Jadi menurut saya berdasarkan pengertian Gemeinschaft diatas, Facebook, Twitter, dan Friendster termasuk tipe gemeinscharft of mind. Karena didalam situs jejaring social kita tidak hanya berkomunikasi atau berhubungan dengan keluarga atau teman saja tetapi dengan semua orang yang belum kita kenal sebelumnya. karena meskipun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena adanya ideology yang sama
Dampak positif dari jejaring social:
  • Dapat mempererat dalam menjalin komunikasi
  • Dapat berinteraksi secara lebih luas kepada orang lain
  • Dapat saling bertukar pikiran dengan orang lain karena adanya ideology yang sama
Dampak negative dari jejaring social:
  • Komunikasi yang terjalin terkadang sering disalah gunakan untuk kepentingan yang lain
  • Dalam berinteraksi di jejaring social biasanya lebih menyita banyak waktu

solidaritas mekanik dan solidaritas organik


Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik Durkheim
Emile Durkheim (1859-1917), Profesor Sosiologi Pertama dari Universitas Paris, mengambil pendekatan kolektivitis terhadap pemahaman mengenai masyarakat yang melibatkan berbagai bentuk solidaritas.

Solidaritas dalam berbagai lapisan masyarakat bekerja seperti "perekat sosial", dalam hal ini dapat berupa, nilai, adat istiadat dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota masyarakat dalam ikatan kolektif.

Ada bentuk yang disebut solidaritas mekanis, dimana individu yang diikat dalam suatu bentuk solidaritas memiliki "kesadaran kolektif" yang sama dan kuat. Karena itu individualitas tidak berkembang karena dilumpuhkan dengan tekanan besar untuk menerima konformitas. Contoh masyarakat yang memiliki solidaritas ini adalah masyarakat pra-industri dan masyarakat pedesaan.

Sementara itu ketika masyarakat semakin kompleks melalui pembagian kerja, solidaritas mekanik runtuh digantikan dengan solidaritas organik. Ketika terjadi pembagian kerja maka akan timbul spesialisasi yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan antar individu. Hal ini juga menggairahkan individu untuk meningkatkan kemampuannya secara individual sehingga "kesadaran koletif" semakin redup kekuatannya. Dan solidaritas ini ada pada masyarakat Industri.

Maka itu Durkheim mengusulkan perlunya suatu konsensus intelektual dan moral untuk keteraturan sosial yang bersifat harmonis dan integratif.